Sabtu, 24 April 2010

ikan moli

BISNIS penjualan ikan hias masih cukup menguntungkan. Itu karena banyak kalangan yang menyukai ikan hias mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Setidaknya kondisi itu yang terungkap dari keterangan Bujang, penjual ikan hias yang berada di pertigaan terminal Rawasari, Pasar Jambi kemarin (30/6). “Kita sudah berjualan ikan hias sejak puluhan lalu,” ujar Bujang di kios ikan hias yang berada di Jalan Halim Perdana Kesuma.

Dari tahun ke tahun, menurut Bujang, omset terus meningkat walaupun tidak terlalu besar. “Maklum usaha kecil mas,” sebut Bujang. Namun secara umum penghasil Bujang dari menjual ikan lumayan besar. “Ya cukup lah untuk makan,” ujarnya.

Didesak mengenai omset per bulan, Bujang menyebutkan, sekitar Rp 3 juta. Secara umum, kata Bujang, jika permintaan ikan hias tidak mengenal segmen. Ada kalanya yang membeli ikan hias anak-anak, orang dewasa, laki-laki, maupun perempuan. Sedangkan waktu yang paling ramai permintaan ikan hias pada Sabtu dan Minggu atau pada musim liburan.

Untuk masalah bibit ikan, Bujang mendapatkannya berasal dari luar daerah, terutama dari Bogor, Jakarta, dan Palembang. Namun bukan berarti dia tidak memiliki pembibitan ikan hias. “Hasil pembibitan kita sendiri tidak cukup untuk memenuhi permintaan pasar,” ujarnya. Itu karena pembibitan ikan hias Bujang terbatas, karena belum diusahakan dalam skala besar.

Bujang menjual berbagai ikan hias, seperti ikan cupang, ikan cupang bangkok, ikan cupang syam, ikan cupang almon, arwana, Koi, ikan mas koki, ikan mas Jepang, ikan sapu jagat, ikan layang-layang, ikan kapi-kaip, ikan belida, ikan lohan, ikan oskar, ikan belati, ikan sale, ikan moli, dan masih banyak jenis lain. Namun dari sisi kuantitas permintaan yang paling tinggi berasal dari ikan cupang. Ikan tersebut, selain sebagian ikan hias, sering juga dijadikan ikan aduan. “Penggemar ikan cupang kebanyakan berasal dari kalangan anak-anak,” sebutnya

PEMBENIHAN IKAN HIAS CORYDORAS




1. Pendahuluan

Corydoras merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang banyak diminati pecinta ikan hias dan mempunyai peluang ekspor. Selain digunakan sebagai ikan hias air tawar, juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kosmetik di negara maju.

Walaupun ikan ini berasal dari Amerika Selatan, tetapi sejak lama telah berhasil dibudidayakan di Indonesia. Ikan ini dikenal mudah pembudidayaannya.

2. Ciri Morfologi

Bentuk tubuh pendek dan gemuk, punggung lebih melengkung dibandingkan dengan perut, kedua sisi ikan dilengkapi dengan lempengan seperti tulang yang tersusun dalam dua baris, mempunyai dua pasang kumis yang terletak di rahang atas dan rahang bawah serta ukuran tubuh dapat mencapai 12 cm.

Ikan Corydoras dapat dibudidayakan di kolam yang kandungan oksigen di dalam airnya rendah. Kondisi lingkungan cocok untuk jenis ikan ini adalah: pH 6-8, suhu 21.5-28 O C.

3. Prasarana dan Sarana

Dalam pemeliharaan ikan Corydoras diperlukan sarana berupa bahan dan alat, yaitu :

a. Induk ikan Corydoras betina dan jantan

b. Wadah pemeliharaan berupa :

~ Bak pemeliharaan induk jantan dan betina secara masal, sekaligus sebagai tempat pemijahan, atau akuarium yang berukuran 60x40x40 cm.

~ Bak pemeliharaan larva dan benih secara masal

c. Pakan

~ Pakan induk berupa cacing tubifex atau Chironomous serta jentik nyamuk.

~ Pakan larva berupa nauplii artemia

~ Pakan untuk pembesaran ikan Corydoras hingga siap dipasarkan adalah cacing tubifex

4. Kegiatan Operasional

4.1 Pemeliharaan Induk

Ikan Corydoras mulai dapat dipijahkan minimal pada umur delapan bulan. Pakan yang terbaik diberikan pada masa pemeliharaan induk adalah pakan yang banyak mengandung zat chitin seperti larva nyamuk yang baik untuk perkembangan telur. Selain itu karena Corydoras bersifat 'bottom feeder' maka ikan ini lebih responsif pada jenis makanan seperti cacing tubifex atau chironomus.

Cara termudah untuk membedakan jenis kelamin adalah dengan melihat bentuk tubuh. Ikan jantan mempunyai bentuk tubuh seperti terpedo, bagian dari belakang insang meruncing hingga ke ekor. Tubuh lebih langsing dan ukurannya lebih kecil daripada betina, dan sirip dorsal ikan jantan terlihat lebih runcing. Tubuh ikan betina berukuran lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan, dan perutnya yang tampak membundar berisi telur.

4.2. Pemijahan

Pemijahan dilakukan secara masal di bak semen, bak fiber atau akuarium dengan perbandingan induk betina : jantan l : 2 atau 1:1. Penggantian air dilakukan setiap hari, untuk menjaga kualitas air media pemijahan.

Corydoras mempunyai tipe bertelur dengan menempelkan telurnya pada suatu substrat yaitu : lempengan kaca, potongan paralon (PVC), ubin keramik atau lempengan batu.

Ikan Corydoras mengeluarkan telurnya secara parsial, sehingga setiap hari dapat ditemukan substrat yang ditempeli telur. Setiap induk mampu menghasilkan 200-350 butir telur. Selanjutnya substrat yang dipasang diambil untuk ditetaskan pada wadah penetasan telur.

4.3. Penetasan telur

Telur yang menempel pada substrat selanjutnya ditetaskan di dalam akuarium . Telur akan menetas dalam waktu enam hari. Selama penetasan telur, media pemeliharaan diberi obat anti jamur antara lain methylene blue 0.1 ppm. Derajat penetasan telur berkisar 60-70%. Larva ikan Corydoras dipelihara di akuarium tersebut sampai berumur tujuh hari dengan pemberian pakan berupa nauplius artemia.

4.4. Tahap Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan pada wadah berupa fiber glass atau bak semen sampai ukuran S (Small=kecil) dengan padat penebaran 20-30 ekor/liter. Selama satu Bulan mencapai ukuran M (Medium=sedang) yaitu dengan padat penebaran 10-15/liter dan siap untuk dipasarkan.

Pemeliharaan selanjutnya lebih diarahkan ke pengadaan calon induk, karena biasanya pada ukuran L (Large=besar) permintaan pasar cenderung menurun. Padat penebaran pada masa pemeliharaan dari ukuran M ke ukuran L adalah 5 ekor/liter.

Pakan yang diberikan selama pemeliharaan ikan sampai siap dipasarkan berupa cacing tubifex.

4.5. Pengelolaan Kesehatan Ikan

Beberapa jenis parasit yang sering menyerang ikan Corydoras ini adalah : Trichodina sp, Epistylis, Glossatella sp dan Chillodonella sp. Sedangkan bakteri yang menyerang biasanya merupakan infeksi sekunder yang terjadi akibat luka karena penanganan, atau serangan parasit yang mengakibatkan terjadinya luka. Jenis bakteri yang ditemukan adalah Aeromonas hydrophilla.

Pengobatan yang dilakukan untuk penyakit parasit adalah menggunakan formalin 25 ppm, garam 500 ppm. Sedangkan untuk penyakit bakterial menggunakan Oxytetracycline 10 ppm dengan cara perendaman.